Rabu, 19 Mei 2010

PERENCANAAN DAN PENGGUNAAN LAS DALAM KONTRUKSI
A. Klasifikasi berdasarkan jenis sambungan dan bentuk alur
1. Sambungan las dasar : sambungan las dalam kontruksi baja pada dasarnya ibagi dalam sambungan tumpul, sambungan T, sambungan sudut dan sambungan tumpang. Sebagai perkembngan sambungan dasar tersebut terjadi sambungan silang, sambungan dengan penguat sambungan sisi.
2. Sambungan tumpul : adalah jenis sambungan yang paling efisien. Sambungan ini dibagi menjadi 2 yaitu sambungan penetrasi penuh dan sambungan penetrasi tanpa penahan.
3. Sambungan bentuk T dan silang : pada kedua sambungan ini secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu jenis las dengan alur dan jenis las sudut. Hal – hal yang dijelaskan untuk sambungan tumpul diatas juga berlaku untuk sambungan jenis ini. Dalam pelaksanaan pengelasan mungkin ada bagian yang menghalangi dan hal ini dapat diatasi dengan memperbesar sudut alur.
4. Sambungan sudut : Dalam sambungan ini dapat terjadi penyusutan dalam arah tebal pelat yang dapat menyebabkan terjadinya retak lamel. Hal ini dapat dihindari dengan membuat alur pada pelat tegak
5. Sambungan Tumpang : Karena sambungan ini efisiensinya sangat rendah maka jarang sekali digunakan untuk pelaksanaan sambungan kontruksi utama. Sambungan tumpang biasanya dilaksanakan dengan las sudut dan las sisi.
6. Sambungan sisi : Dibagi dalam sambungan las dengan alur dan sambungan las ujung. Untuk jenis pertama pada pelatnya harus dibuat alur sedangkan pada jenis kedua pengelasannya dilakukan pada ujung pelat tanpa ada alur.
7. Sambungan dengan pelat penguat : Sambungan ini dibagi menjadi dua jenis yaitu sambungan dengan pelat penguat tunggal dan dengan pelat penguat ganda.
B. Penggunaan las pada kontruksi kapal
 Baja dalam kontruksi kapal
1. Kelas dari baja : Bja yang digunakan dalam perkapalan adalah baja berbentuk pelat dan baja kontruksi penampang L, I, atau T, baja cord an baja tempa juga digunakan misalnya untuk bagian – bagian dari butiran.
2. Penggunaan pelat baja berdasarkan kelasnya : Penggunaan bermacam – macam kelas baja dalam pembuatan kapal didasarkan atas pentingny abagian kontruksi yang dibuat dan tebalnya pelat untuk bagian kontruksi tersebut. Misalnya untuk geladak yang menerima beban muatan harus dibuat dari pelat baja kelas C, D, atau E dengan kekuatttan tarik yang tinggi.
3. Proses pembuatan kapal : Pembuatan lambung kapal dengan kontruksi las pada umumnya dilakukan dengan cara kontruksi kotak yaitu dengan cara membagi badan kapal ke dalam kotak – kotak. Masing – masing kotak tersebut dirakit lebih dahulu dan kemudian kotak – kotak yang sedang dirakit disusun dan disambung satu sama lain di atas galangan perakit.
1. 4. Cara pengelasan untuk kapal :
• Hal – hal yang penting dalam pengelasan kapal : Dalam pembuatan kapal – kapal besar, jumlah pekerjaan las kira – kira sepertiga dari seluruh jumlah pekerjaan. Kotak – kotak yang sudah dirakit yang harus dilas satu sama lain beratnya mencapai puluhan ton dan kontruksinya sangat rumit.
• Proses pengelasan yang digunakan : Di samping dengan menggunakan cara pengelasan yang biasa dilakukan dengan bahan las biasa, dilakukan juga cara pengelasan tangan dan pengelasan gaya berat yang menggunakan bahan las khusus untuk sambungan tertentu agar mendapat efisiensi pengelasan yang lebih baik.
• Bahan Las :Kelas – kelas dari bahan las untuk pembangunan kapal besar juga ditentukan oleh biro klasifikasi. Kelas bahan las yang dihubungkan dengan pelat baja yang akan dilas. Dalam hal pembangunan kapal ukuran menengah dan kecil dapat digunakan persyaratan bahan las yang lebih rendah kecuali untuk bagian – bagian yang penting dimana klasifikasi tersebut harus dipenuhi.
• Cara Pengelasan : Dalam mengelas kotak untuk lambung kapal, biasanya dilakukan dengan langkah – langkah berikut :
a. Pemeriksaan ukuran alur b. Penyusunan dan pertahanan mesin las c. Pemilihan bahan las d. Penentuan ukuran las e. Pembersihan alur dari debu, karat dan minyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar